Arema FC Mengadakan Doa Bersama untuk Memperingati ‘1.000 Hari’ Tragedi Kanjuruhan

Arema FC Mengadakan Doa Bersama untuk Memperingati '1.000 Hari' Tragedi Kanjuruhan

Arema FC Mengadakan Doa Bersama untuk Memperingati ‘1.000 Hari’ Tragedi Kanjuruhan

Pada tanggal 1 Oktober 2022, dunia sepak bola Indonesia terhenyak oleh tragedi Kanjuruhan, yang menewaskan 135 orang dan melukai banyak lainnya. Seiring berjalannya waktu, dampak dari insiden ini masih terasa di hati para penggemar, klub sepak bola, dan seluruh masyarakat. Untuk menghormati peristiwa tragis ini, Arema FC menggelar doa bersama dengan tema “1.000 Hari Tragedi Kanjuruhan”.

Acara doa bersama ini diadakan di Stadion Kanjuruhan, Malang, dengan dihadiri oleh para pemain, staf manajemen, penggemar, keluarga korban, dan masyarakat luas. Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk mengenang para korban dan memberikan dukungan kepada keluarga yang ditinggalkan, serta untuk mengingatkan semua pihak tentang pentingnya keselamatan dalam setiap pertandingan sepak bola.

Dalam pidato pembuka, Presiden klub Arema FC, Gilang Widya Pramana, mengungkapkan rasa duka mendalam dan penyesalan yang tak terhingga atas tragedi yang menggetarkan hati bangsa ini. “Hari ini, kita berkumpul bukan hanya untuk mengenang, tetapi juga untuk berdoa agar kejadian tragis seperti ini tidak terulang lagi di masa mendatang,” katanya. Ia juga menjelaskan pentingnya menjaga keselamatan dan keamanan dalam setiap acara olahraga.

Acara doa bersama ini dibuka dengan lantunan ayat suci Al-Qur’an yang dibawakan oleh seorang qori, diikuti dengan doa yang dipimpin oleh tokoh agama setempat. Tidak hanya doa, momen ini juga diwarnai dengan penampilan hiburan dari musisi lokal, yang memberikan nuansa haru dan kesedihan, sekaligus menegaskan semangat persatuan dan kebangkitan.

Sejumlah penggemar Arema FC dan masyarakat setempat turut berpartisipasi dalam acara tersebut, mengenakan atribut klub sebagai simbol dukungan dan soliditas. Rasa empati dan saling mendukung menjadi tema utama dalam setiap ucapan dan harapan yang disampaikan, dengan berharap kejadian serupa tidak akan pernah terulang lagi.

Juru bicara suporter Arema, yang akrab disapa “Aremania,” juga memberikan sambutan. Ia mengajak semua pihak untuk merenungkan kembali nilai-nilai sportivitas dan menghargai nyawa setiap individu, baik pemain maupun penonton. “Doa ini adalah bentuk solidaritas kita, untuk korban dan semua yang terdampak. Mari kita bersama-sama menjaga sepak bola Indonesia supaya tetap aman dan sejahtera,” ungkapnya.

Dengan digelarnya acara doa bersama ini, Arema FC berharap agar 1.000 hari setelah tragedi Kanjuruhan bukan hanya menjadi angka, tetapi menjadi momen refleksi dan pembelajaran bagi semua elemen dalam dunia sepak bola dan olahraga secara umum. Semangat untuk memajukan keselamatan di stadion, pengelolaan yang lebih baik, serta peningkatan kesadaran akan aspek kesehatan dan keselamatan harus menjadi prioritas utama.

Acara ini diakhiri dengan penampilan seni budaya lokal yang menggambarkan kekuatan dan ketahanan masyarakat Malang saat menghadapi situasi sulit, serta mengajak semua pihak untuk saling mendukung dalam membangun kembali semangat olahraga dengan lebih baik dan aman.

Semoga dengan doa dan harapan ini, tragedi Kanjuruhan dapat menjadi pelajaran berharga dan langkah menuju perubahan positif bagi sepak bola Indonesia ke depan.